BAB
I
PENDAHULUAN
Organisasi memiliki
sifat untuk selalu melakukan penyesuaian agar dapat bertahan dan mencapai
tujuannya. Hal ini berarti suatu organisasi
harus mampu mengajak anggotanya untuk selalu bersikap dengan cara-cara yang
bermanfaat bagi organisasi misalnya bersikap adaptif terhadap masalah di
sekitar organisasi. Dalam sebuah organisasi cara yang bermanfaat ini dilaksanakan
dengan pengendalian kekuasaan. Sedang definisi kekuasaan adalah the ability to
get someone to do something you want done or the ability to make things happen in the way you want them to .
Dengan kata lain, usaha yang dilakukan dikendalikan oleh sebuah kekuasaan yang
dimiliki oleh pemimpin organisasi.
Garis kekuasaan
kadang-kadang sangat tidak terlihat dalam organisasi, sehingga bawahan tidak
sadar bahwa mereka sesungguhnya sedang digunakan untuk mengejar keinginan dan
maksud orang lain. Apa yang menarik orang mencari kekuasaan? Kadang-kadang hal
ini disebabkan orang ingin memanipulasi atau mengendalikan orang lain dalam
organisasi. Atau, ada juga orang yang haus akan
ketaatan dan kepatuhan dari orang lain untuk menuruti segala perintahnya. Atau
memiliki hasrat besar untuk selalu dicap berjasa. Bagi sebagian orang, situasi
kerja merupakan satu-satunya tempat dimana mereka dapat memperoleh dan
menggunakan kekuasaan. Perebutan kekuasaan dan basis kekuatan muncul dalam
lingkungan kerja bila orang-orang dan kelompok-kelompok berlomba untuk dapat
mengendalikan perilaku orang dan kelompok lain.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kekuasaan
Kekuasaan
adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan
seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain
sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002).
Kekuasaan merupakan kemampuan
memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak
yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
Dalam
pembicaraan umum, kekuasaan dapat berarti kekuasaan golongan, kekuasaan raja,
kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang
kekuasaan tersebut.
Robert
Mac Iver mengatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan
untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan
memberi perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat
dan cara yg tersedia. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, ada yg memerintah
dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek sekaligus objek dari
kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan) tetapi
juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan).
Secara umum ada dua bentuk kekuasaan:
1. Kekuasaan
pribadi, kekuasaan yang didapat dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa
besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
2.
Kekuasaan posisi, kekuasaan yang
didapat dari wewenang formal organisasi. Kekuasaan berkaitan erat dengan
pengaruh (influence) yaitu tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan
perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok.
B.
Sumber
Kekuasaan
Sumber-sumber
kekuasaan yang dimiliki para penguasa atau pemimpin, dalam masyarakat informal
maupun formal adalah :
1.
Seseorang
yang mempunyai harta benda (kekayaan) yang lebih banyak, sehingga mempunyai
keleluasan untuk bergerak dan mempengaruhi pihak lain.
2.
Dengan
status tertentu, seseorang dapat memberikan pengaruhnya atau memaksa pihak lain
supaya melakukan sesuatu sesuai kehendaknya.
3.
Wewenang
legal atas dasar peraturan-peraturan formal (hukum) yang dimiliki seseorang,
dapat memberikan kekuasaan pada seseorang untuk mempengaruhi pihak lain sesuai
dengan hak dan kewajibannya sesuai dengan ketetapan dalam peraturan.
4.
Kekuasaan
dalam pula tumbuh dari adanya kepercayaan khalayak, seperti tradisi, kesucian,
dan adat istiadat.
5.
Kekuasaan
yang tumbuh dari kharisma atau wibawa seseorang.
6.
Kekuasaan
yang didasarkan pada pedelegasian wewenang.
7.
Kekuasaan yang tumbuh dari pendidikan, keahlian, serta
kemampuan.
Sumber kekuasaan ditinjau dari
hubungan anggota (target) dan pemimpin (agent), yaitu :
Kekuasaan ganjaran
|
Target taat agar ia mendapat ganjaran
yang diyakininya, dikuasai, atau dikendalikan oleh Agent.
|
Kekuasaan koersif (pemaksaan)
|
Target taat agar ia terhindar dari
hukuman yang diyakininya diatur oleh Agent.
|
Kekuasaan resmi (legitimate)
|
Target taat karena ia yakin bahwa Agent
mempunyai hak untuk membuat keputusan atau peraturan. Bahwa Target mempunyai
kewajiban untuk taat.
|
Kekuasaan keahlian (expert)
|
Target taat karena ia yakin atau percaya
bahwa Agent mempunyai pengetahuan khusus tentang cara yang terbaik
untuk melakukan sesuatu.
|
Kekuasaan rujukan
|
Target taat karena ia memuja Agent atau
mengidentifikasikan dirinya dengan Agent dan mengharapkan persetujuan Agent
|
C.
Jenis
– Jenis Kekuasaan
1.
Monarki
Jenis
kekuasaan ini berpusat kepada satu orang sebagai pemegang kekuasaan. Pemegang
kekuasaan tersebut umumnya dikenal sebagai raja. Oleh karna itu, jenis
pemerintahan ini biasanya berbentuk kerajaan. Dalam praktiknya raja memegang
penuh kendali Negara. Namun demikian, biasanya jalanya pemerintahan dikendalikan
oleh perdana mentri. Yang diawasi langsung o;eh parlemen, inggris, spanyol,
jepang, belanda, dan norwegia merupakan segelintir Negara yang masih menerapkan
system monarki dalam jalannya pemerintahan mereka. System monarki dapat dibagi
menjadi dua :
Ø Monarki
Absolute
Monarki
absolut berarti kepala Negara dan pemerintahan dipegang penuh oleh raja. Tidak
ada sistim pemilihan perdana menteri dan juga tidak ada system partai politik
dalam jalannya pemerintahaan. Salah satu Negara yang masih menjalankan system
pemerintahan ini adalah Saudi Arabia.
Ø Monarki
konstitusional
Monarki
ini terjadi ketika raja berbagi kekuasaan dengan perdana menteri, artinya raja
bertindak sebagai kepala Negara dan perdana menteri bertindak sebagai kepala
pemerintah.
2.
Aristokrasi
Bentuk
aristrokarsi terbentuk ketika kendali pemerintahaan atau kekuasaan tidak hanya
terpegang oleh satu orang, seperti raja atau ratu. Bentuk kekuasaan ini mengabarkan bahwa kekuasaan dipegang oleh sekelompok
orang yang berpengaruh baik itu dari segi kekayaan (bangsawan) maupun dari segi
keilmuan. System ini merupakan kebalikan dari system monarki. Namun demikian,
suatu teori mengambarkan bahwa system aristokrasi terjadi ketika terjadi
revolusi bentuk pemerintahanmonarki menjadi aristokrassi.
3.
Demokrasi
Pada
jenis kekuasaan ini, rakyat memegang kendali penuh atas jalannya roda
pemerintahan. Pemerintahan akan berjalan ketika jika memang rakyat berkehendak.
Sebaliknya, rakyat bisa menghentikan jalanya pemerintahaan jika memang rakyat
tidak puas terhadap kinerja pemerintahan.
Menurut
bentuknya, sistsem demokrasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
Ø Demokrasi
langsung
Demokrasi
langsung memberikan kebebasan penuh terhadap rakyat dengan memberikan
aspirasinya tanpa harus diwakilkan kepada orang lain.
Ø Demokrasi
perwakilan
Pada
demokrasi perwakilan, rakyat memilih wakil yang sesuai dengan kriteria dan
kemudian aspirassi dari rakyat diperyakan penuh kepada wakil rakyat tersebut.
System demokrasi merupakan system
pemerintahan yang paling banyak dipegang oleh Negara-negara dunia. System
demokrasi yang berasal dari revolusi bangsa eropa pada abad pertengahan. System
demokrasi diangap sebagai system yang paling ideal oleh berbagai pemikir dan
ilmuan saat ini.
D.
Unsur
– Unsur Kekuasaan
1.
Rasa takut
Perasaan takut pada seseorang
(contohnya penguasa) menimbulkan suatu kepatuhan terhadap segala kemauan dan
tindakan orang yang ditakuti tadi. Rasa takut merupakan perasaan negative,
karena seseorang tunduk kepada orang lain dalam keadaan terpaksa. Rasa takut
juga menyebabkan orang yang bersangkutan meniru tindakan-tindakan orang yang
ditakutinya. Gejala ini dinamakan matched
dependent behavior. Rasa takut biasanya berlaku dalam masyarakat yang
mempunyai pemerintahan otoriter.
2.
Rasa cinta
Rasa cinta menghasilkan
perbuatan-perbuatan yang pada umumnya positif. orang-orang lain bertindak
Sesuai dengan pihak yang berkuasa, untuk menyenangkan semua pihak. Rasa cinta
yang efisien dimulai dari pihak penguasa sehingga sistem kekuasaan akan dapat
berjalan dengan baik dan teratur.
3.
Kepercayaan
Kepercayaan dapat timbul sebagai
hasil hubungan langsung antara dua orang yang lebih atau bersifat asosiatif.
Dari kepercayaan yang bersifat pribadi akan berkembang dalam suatu organisasi
atau masyarakat secara luas. sehingga Kepercayaan merupakan hal yang penting
dalam suatu kekuasaan. Jika seorang pemimpin menaruh kepercayaan pada
bawahanya, maka wajib bagi anak buahnya untuk patuh dan mempunyai sifat
terpecaya. Begitupun bagi pemimpinnya. Jika semua orang dari mulai pemimpin,
bawahannya, bahkan masyarakat luas mempunyai sifat kepercayaan maka system
kekuasaan bahkan pemerintahan akan berjalan dengan baik.
4.
Pemujaan
Dalam system pemujaan, seseorang
atau sekelompok orang yang memegang kekuasaan mempunyai dasar pemujaan dari orang
lain. Akibatnya segala tindakan penguasa dibenarkan atau setidak-tidaknya
diangggap benar.
E.
Cara – Cara Mempertahankan Kekuasaan
Cara-cara mempertahankan kekuasaan
yaitu :
1.
Menghilangkan
segenapa peraturan-peraturan lama, terutama dalam bidang politik, yang
merugikan penguasa. Mengganti dengan peraturan baru yang menguntungkan
penguasa.
2.
Mengadakan
sistem-sistem kepercayaan (belief-system) yang akan memperkokoh
kedudukan penguasa atau golongannya.
3.
Melaksanakan
administrasi dan birokrasi yang baik.
4.
Mengadakan
konsolidasi horizontal dan vertical.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Kekuasaan adalah kewenangan yang
didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut
sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan
melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau
kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginan dari pelaku. Adapun Jenis – Jenis Kekuasaan yaitu monarki. Monarki di
bagi menjadi 2 bagian yaitu monarki absolut dan monarki konstitusional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar